BIOLOGI adalah ilmu yang
mempelajari tentang makhluk hidup yang mencakup semua komponen hidup, mencakup
mikroorganisme, hewan, tumbuhan, dan manusia, serta protista.
Biologi membantu
manusia mengenal dirinya sebagai organisme, mengenal lingkungannya, dan
hubungan antara organisme dengan lingkungan, dengan biologi kita dapat
mengenali ciri-ciri makhluk hidup.
TEORI TERBENTUKNYA BUMI DAN PLANET-PLANET
1.
TEORI
NEBULA
Teori
ini menyatakan bahwa beberapa miliar tahun yang lalu, bintang-bintang di
angkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini membentuk
kabut. Kabut ini disebut kabut asal atau nebula. Kemudian, kabut asal memadat
lalu meledak, menghasilkan bintang-bintang baru dan planet-planet, termasuk
bumi. Bintang baru yang tidak stabil meledak dan membentuk nebula lagi.
2.
TEORI
BIG BANG
Teori
ini menyatakan bahwa materi di angkasa menyatu dan memadat membentuk benda
kecil yang kemudian meledak. Ledakan ini menghasilkan bintang-bintang dan
planet, termasuk bumi.
ASAL-USUL KEHIDUPAN
1.
TEORI
ABIOGENESIS (Teori Generatio Spontanea)
ABIOGENESIS : Abiogenesis disebut
pula dengan Generatio Spontanea, yaitu teori yang menyatakan bahwa kehidupan
berasal dari benda mati, yang menyatakan teori tersebut adalah Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli
filsafat Yunani Kuno.
Tokoh-tokoh yang melakukan percobaan
teori abiogenesis adalah:
1.
Needham,
seorang ilmuwan Inggris.
Needham
melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit,
lalu memasukkannya dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari
ternyata tumbuh bakteri dalam kaldu tersebut. Oleh karena itu, Needham
menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Namun, teori Needham ini lalu
dipatahkan oleh Lazzaro Spallanzani.
2.
Antony
Van Leeuwnhoek (penemu mikroskop).
Dia
berhasil menemukan mikroskop dan melalui mikroskop dia menemukan adanya
benda-benda yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Penemuan
Leeuwnhoek ini merangsang kembali para peneliti lainnya untuk membuktikan
kebenaran para peneliti lainnya untuk membuktikan kebenaran teori generatio
spontanea, bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati.
2.
TEORI
BIOGENESIS
BIOGENESIS : teori yang
menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda hidup atau dari kehidupan
sebelumnya.
Eksperimen
yang terkenal yang menentang teori abiogenesis adalah eksperimen yang dilakukan
oleh, antara lain:
1.
Francesco
Redi (1626-1698), seorang fisikiawan italia.
Francesco
Redi adalah orang pertama yang melakukan melakukan penelitian untuk membantah
teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkaian penelitian dengan
menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan
lalat selalu terdapat tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya,
Redi menggunakan keratan daging segar yang diletakkan dalam 3 wadah (tabung).
Wadah
I diisi sekerat daging segar dan dibiarkan terbuka.
Wadah
II diisi sekerat daging segar lalu ditutup dengan kain kasa yang
berlubang-lubang.
Beberapa
hari kemudian, pada daging wadah I terlihat cukup banyak belatung. Beberapa
ekor belatung juga terdapat di atas permukaan kain kasa wadah II.
Dari
percobaan tersebut, Redi membuktikan bahwa belatung tidak terbentuk dari daging
yang membusuk, melainkan berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan
ketika lalat-lalat mengerumuni daging membusuk dan permukaan kain kasa.
Percobaan
Redi membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda
mati, tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh makhluk hidup juga.
2.
Lazzaro
Spallanzani (1765), seorang biologiwan Italia.
L.
Spallanzani melakukan percobaan yang berlawanan dengan teori Needham.
Spallanzani menyatakan bahwa Needham tidak merebus tabung cukup lama sampai
semua organisme terbunuh dan Needham juga tidak menutup leher tabung dengan
rapat sekali sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
Dari
percobaannya Spallanzani menyimpulkan bahwa, timbulnya suatu kehidupan hanya
mungkin jika telah ada suatu bentuk kehidupan seberlumnya. Mikroorganisme yang
terdapat dalam kaldu percobaan timbul karena adanya mikroorganisme yang
terlebih dulu tersebar di udara.
3.
Louis
Pasteur, seorang biologiwan.
Melakukan
percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa
sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaan menggunakan tabung
berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya.
Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan
menempel pada lengkungan leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak
ada bakteri yang tumbuh. Namun, setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa
tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini
membuktikan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya.
Maka
berkembanglah teori biogenesis dengan pernyataannya yang terkenal:
“omne vivum ex ovo,
omne ovum ex vivo” yang artinya kehidupan berasal dari
telur, dan telur berasal dari kehidupan. Atau “omne vivum ex vivo” yang artinya kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya.
3.
TEORI
EVOLUSI KIMIA (Teori Biologi Modern)
Para ahli geologi beranggapan bahwa
pada mulanya keadaan suhu di bumi ini sangat tinggi. Akan tetapi, pada suatu
saat bumi mengalami pendinginan. Pada proses pemanasan dan pendinginan
tersebut, maka terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan-bahan yang berat akan masuk
ke dalam permukaan bumi karena adanya gaya gravitasi, sedangkan bahan-bahan
yang ringan akan berada di bagian luar bumi yang disebut atmosfer.
Susunan atmosfer pada masa itu amat
berbeda dengan susunan isi atmosfer sekarang. Pada atmosfer purba tidak
terdapat unsur oksigen, karena pada suhu yang amat tinggi oksigen mudah
bersenyawa dengan unsur-unsur lain.
Teori evolusi kimia dikemukakan
oleh beberapa ahli berikut ini:
a.
A.I.
Oparin (Rusia), ahli Biokimia.
A.I. Oparin adalah orang pertama
yang mengemukakan bahwa evolusi zat-zat kimia telah terjadi sebelum kehidupan
ini ada. Dalam bukunya “The Origin of
Life”, dia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan
evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer bumi mula-mula memiliki
air, CO2, metana, dan amonia, namun tidak memiliki oksigen. Dengan adanya panas
dari berbagai sumber energi, zat-zat tersebut mengalami serangkaian perubahan
menjadi berbagai molekul organik sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk
semacam campuran yang kaya akan materi-materi dalam larutan yang masih panas,
yang disebut primordial soup. Bahan
campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah laku mirip
seperti sistem biologi. Primordial soup ini
melakukan sintesis dan membentuk molekul organik kecil atau monomer, misalnya
asam amino nukleotida.
Monomer-monomer lalu bergabung
membentuk polimer, misalnya protein dan asam nukleat. Kemudian agregrasi ini
membentuk molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion. Protobion ini memiliki ciri kimia yang berbeda dengan
lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak
lagi memungkinkan untuk sintesis molekul organik secara spontan, karena oksigen
atmosfer akan memecah ikatan kimia dan mengektrasi elektron.
Polimerisasi atau penggabungan
monomer ini dapat dibuktikan oleh Sydney
Fox. Beliau melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental monomer
organik yang mengandung asam amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap,
terbentuk lapisan monomer yang berpolimerisasi. Polimer ini oleh Sydney Fox
disebut proteinoid. Selanjutnya dalam
penelitiannya di laboratorium, proteinoid dicampur dengan air dingin dan akan
membentuk gabungan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut dengan mikrosfer. Mikrosfer diselubungi oleh
membran selektif permeabel.
b.
Harold
Urey (1983)
Mengemukakan teori yang didasari
atas pemikiran bahwa bahan organik merupakan bahan dasar organisme hidup, yang
pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan
energi.
Menurut teori Urey, konsep tersebut
dapat dijabarkan atas 4 fase berikut ini:
Fase 1. Tersedianya molekul metana, amonia,
hidrogen, dan uap air yang sangat banyak di atmosfer.
Fase 2. Energi yang timbul dari aliran listrik,
halilintar, dan radiasi sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi
molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air.
Fase 3. Terbentuknya zat hidup yang paling
sederhana.
Fase 4. Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam
waktu jutaan tahun menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks.
c.
Stanley
Miller (1953)
Stanley Miller berhasil membuktikan
teori gurunya, Urey, dalam laboratorium dengan alat.
Alat ini disimpan pada suatu
kondisi yang diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum ada kehidupan.
Ke dalam alat tersebut dimasukkan bermacam-macam gas, seperti uap air yang
dihasilkan dari air yang dipanaskan, hidrogen, metana, dan amonia.
Selanjutnya pada alat tersebut
diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai pengganti kilatan halilintar yang
selalu terjadi di alam pada waktu itu). Setelah seminggu, ternyata Miller
mendapatkan zat organik yang berupa asam amino. Asam amino merupakan komponen
kehidupan. Selain asam amino diperoleh juga asam hidroksi, HCN, dan urea.
Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknya protein dari asam amino
ini.
d.
Melvin
Calvin (dari Universitas California)
Menunjukkan bahwa radiasi sinar
dapat mengubah metana, amonia, hidrogen, dan air menjadi molekul-molekul gula
dan asam amino, dan juga membentuk purin dan primidin, yang merupakan zat dasar
pembentukan DNA, RNA, ATP, dan ADP.
Dari evolusi kimia kita dapat simpulkan
bahwa senyawa-senyawa anorganik yang ada di atmosfer mengalami perubahan
sedikit demi sedikit membentuk senyawa organik. Senyawa organik itulah yang
merupakan komponen dasar makhluk hidup (Campbell el at. 2005; Solomon et al.
2005).
Sejarah Perang Gerilya – Irregular warfare atau yang dikenal dengan perang irregular adalah perang yang dilakukan tidak seperi lazimnya perang yang mempertemukan dua pasukan didalam medan perang.